Rabu, 26 Agustus 2015
Kajian maksud Lambang dari Psikologi (Kajian sendiri tanpa melihat referensi manapun)
Aku baru pertama kali tau, kalau simbol psikologi itu bentuknya seperti trisula atau lambang neptunus, itupun taunya karena masuk kuliah di Fakultas Psikologi, neptunus? kenapa harus lambang ini? aku belum pernah mencari tau mengapa harus seperti ini lambangnya, tapi ini adalah sedikit yg aku tahu :
Neptunus adalah lambang dari Intuisi, imajinasi, fantasi, dan lain-lain, dalam manusia, neptunus mengatur bagaimana kita merasakan orang lain, membentuk pikiran kita sendiri, dan kadang neptunus juga mengarah ke kekuatan batin, orang yang banyak nampak/dominan ciri-ciri neptunus nya akan tampak seperti orang yang, kalau bahasa kekiniannya baper wkwk, kemampuan dari neptunus dalam diri manusia juga berpengaruh untuk mengartikan perasaan orang lain, meskipun orang itu tidak berbicara ataupun menunjukkannya, neptunus sepertinya mempunyai motto, kalau kita ni semuanya terhubung, dalam tingkat ekstrem, kadar neptunus dalam diri seseorang akan menjadikan orang tersebut indigo, atau waskita, yang mungkin akan mempunyai kemampuan clayvorance ( bener gak sih ini tulisannya ) yaitu kemampuan untuk melihat warna aura dari sesuatu, entah itu manusia, hewan, tumbuhan, bahkan benda mati sekalipun, tingkat yang cukup tinggi dari kadar neptunus juga memungkinkan orang untuk mengetahui asal usul dari seseorang, problem, serta bakat-bakat mereka tanpa tes, quesioner, atau formalitas lain untuk mengetahui pribadi orang, cukup dengan melihat wajah atau keseluruhan tubuh dari seseorang saja, PR nih, kemampuan ini ada namanya, cuma aku juga lupa hehehe. Nah mungkin kemampuan tinggi dari neptunus dari sisi seseorang itu yg membuat mereka jadi psikolog handal, bakat-bakat itu kadang adalah bawaan dari lahir, walaupun beberapa ada yang melalui tempahan (belajar dan pengalaman). Sekarang kita bahas, apa jadinya jika neptunus dalam diri seseorang itu kurang? Mereka akan menjadi orang yg tidak/kurang peka, lemah fantasinya, untuk tingkat yang ekstrem, memungkinkan seseorang untuk menjadi psikopat dan masalah-masalah psikologis lainnya, beberapa bisa diarahkan dan dibentuk kembali agar menjadi pribadi yg lebih baik, tapi beberapa lagi hampir tidak bisa, inilah mungkin ada dalam diri seorang serial killer,yang dimana pribadi itu sudah ditakdirkan (mungkin), orang jahat akan menjadi jahat bagaimanapun keadaan, cara kita melakukannya, ataupun lingkungannya, begitu juga orang baik, kita tidak pernah tau, neptunus selalu hampir berkaitan hal-hal yg batin, dan kadang hampir mistik, sesuatu yang menantang itu akan aku pelajari dalam waktu 4 tahun ini, bagiku, psikologi sendiri bukanlah tujuan, tapi merupakan 'alat' untuk mencapai tujuan kita, karena didalamnya kita memahami diri sendiri dan orang lain, yang dimana skill ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan kita, tidak ada orang yg bisa sukses tanpa motivasi (diri sendiri) dan tanpa dukungan dan bantuan dari orang lain (orang lain).
"Pahami kekuatan dan kelemahan diri, pahami kekuatan dan kelemahan orang lain, 100 kali perang, 100 kali menang"
--Sun Tzu, Art of War--
Senin, 10 Agustus 2015
HIDUP ADALAH SELEKSI, Jangan dibaca kalau anda bodoh.
Kita berbicara tentang nasi goreng, ketika kita membuat nasi goreng, kita menuangkan nasi ke dalam kuali, tidak semuanya masuk, ada yg tertinggal di keranjang nasi tadi beberapa, dan yg masuk kemudian di goreng, diaduk-aduk menggunakan spatula, ketika diaduk, beberapa akan terlontar keluar, ada yg jatuh di bawah kuali, ada yg jatuh dekat gas elpijinya, ada yang jatuh di kaki-kaki pembeli dan pembuat, ada yg terlontar ke muka yang buat, ada yang terlontar ke muka yg beli, oke proses pengadukan sudah selesai, kini saatnya menuangkan nasi goreng ke dalam piring, saat di tuangkan, juga tidak semuanya yg masuk, ada yg tinggal di spatula, ada yg tinggal di kuali, ada yg tinggal di muka yg buat (dari tadi muka-muka terus-_-"). Saat telah tersaji di dalam piring, maka nasi-nasi pilihan siap masuk ke dalam mulut yang kemudian dicerna di dalam perut, namun, sekali lagi tidak semuanya yg dimakan, tergantung dari karakter yang makannya, tapi kebanyakan akan ada tersisa di dalam piring, di sendok, dan juga di muka yg makan (udah woi!!!), usai makan, piring diambil dan dicuci, nasi-nasi yang gagal seleksi tercampakkan, bertemu dengan nasi-nasi yang juga gagal seleksi, mereka sedih, untuk apa mereka harus hidup? untuk apa mereka tumbuh?untuk apa melewati berbagai proses yg begitu keras, yg sudah gagal dari pertama tidak terlalu sedih, yang paling sedih yaitu nasi yang sudah sampai dipiring, misi mereka adalah memuaskan, mengenyangkan kita dan kini mereka tercampakkan karena si pemakan sungguh mubazir, mungkin itulah mengapa kita disuruh menghabiskan nasi, karena kalau tidak, nasi itu akan 'menangis'.
Langganan:
Postingan (Atom)