Senin, 10 Agustus 2015

HIDUP ADALAH SELEKSI, Jangan dibaca kalau anda bodoh.


Kita berbicara tentang nasi goreng, ketika kita membuat nasi goreng, kita menuangkan nasi ke dalam kuali, tidak semuanya masuk, ada yg tertinggal di keranjang nasi tadi beberapa, dan yg masuk kemudian di goreng, diaduk-aduk menggunakan spatula, ketika diaduk, beberapa akan terlontar keluar, ada yg jatuh di bawah kuali, ada yg jatuh dekat gas elpijinya, ada yang jatuh di kaki-kaki pembeli dan pembuat, ada yg terlontar ke muka yang buat, ada yang terlontar ke muka yg beli, oke proses pengadukan sudah selesai, kini saatnya menuangkan nasi goreng ke dalam piring, saat di tuangkan, juga tidak semuanya yg masuk, ada yg tinggal di spatula, ada yg tinggal di kuali, ada yg tinggal di muka yg buat (dari tadi muka-muka terus-_-"). Saat telah tersaji di dalam piring, maka nasi-nasi pilihan siap masuk ke dalam mulut yang kemudian dicerna di dalam perut, namun, sekali lagi tidak semuanya yg dimakan, tergantung dari karakter yang makannya, tapi kebanyakan akan ada tersisa di dalam piring, di sendok, dan juga di muka yg makan (udah woi!!!), usai makan, piring diambil dan dicuci, nasi-nasi yang gagal seleksi tercampakkan, bertemu dengan nasi-nasi yang juga gagal seleksi, mereka sedih, untuk apa mereka harus hidup? untuk apa mereka tumbuh?untuk apa melewati berbagai proses yg begitu keras, yg sudah gagal dari pertama tidak terlalu sedih, yang paling sedih yaitu nasi yang sudah sampai dipiring, misi mereka adalah memuaskan, mengenyangkan kita dan kini mereka tercampakkan karena si pemakan sungguh mubazir, mungkin itulah mengapa kita disuruh menghabiskan nasi, karena kalau tidak, nasi itu akan 'menangis'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar