Rabu, 31 Desember 2014
SELAMAT TINGGAL 2014, munculnya harapan-harapan baru di tahun depan.
Tahun 2015 sudah 99% termuat, kita sebentar lagi akan melihat jalanan ramai karena momen yang istimewa ini hanya terjadi setahun sekali, suara-suara riuh orang akan mewarnai malam tahun baru ini, kalau tidak hujan hehehe,suara petasan serta kembang api akan menandai berakhirnya tahun ini, dan di malam tahun baru ini pun ada yang hanya dirumah nonton tv dan berkumpul bersama keluarga, ada yang mengadakan pesta dirumah kawan, ada yang keliling-keliling kota untuk melihat meriahnya perayaan akhir tahun ini, saya sendiri belum tau akan kemana, mungkin kerumah teman hahaha, dan buat kawan-kawan yang keliling kota, ingat, jangan sampai membuat rusuh, kebut-kebutan, buatlah momen ini menjadi momen yang positif, oke ?
Hari ini adalah akhir dari tahun 2014, mari kita hapus semua negatifitas dari diri kita, hilangkan segala yang tidak baik, belajar dari pengalaman yang buruk, maafkan kesalahan orang lain, maafkan dirimu. Sebagai gantinya, berjanjilah di tahun 2015 nanti untuk terus memperkaya ilmu, mengembangkan keterampilan, menguasai diri, tetapkan tujuan yang jelas dan gunakan cara yang paling ampuh untuk mencapainya. Sekali tujuan yang jelas sudah ditetapkan, pantiklah api semangat yang berkobar dalam dirimu, pertahankan dan terus pertahankan sampai tujuan-tujuan yang luarbiasa itu tercapai, dan satu lagi, jangan dan jangan, jangan pernah menyerah!
Hormat Saya, Guido Gusthi Abadi
Minggu, 28 Desember 2014
--SAMUDRA ILMU TANPA BATAS--
Jika kita lihat gambar ini, garis yang menjadi lintasan si orang untuk berjalan menelusuri samudra ilmu ini tidak terbatas, garis itu tidak ada ujungnya, maka jika satuan orang yg memiliki ilmu lebih banyak adalah cerdas, mana yang lebih cerdas ? yang diatas atau dibawah? jika pikiran kita sempit seperti foto ini (bingkai yang membatasi gambar ini), kita akan melihat orang yang dibawah lebih cerdas, namun jika kita meluaskan pandangan, kita tau dia tidak lebih cerdas, sekarang luaskan, luaskan lagi pandanganmu, sampai garis itu terlihat sangaaaat panjang sekali, dan kau masih tidak melihat ujungnya, barulah disitu kau akan memahami bahwa tidak ada yang perlu dibanggakan, karena samudra ilmu itu tidak ada batasnya, orang yang diatas bisa saja mengejar yang dibawah, kelebihan yang dibawah dia hanyalah 'lebih dahulu; mendapatkan ilmunya.
--Misteri makhluk yang belum terungkap--
Seperti eksperimen McTaggart, ketika sekumpulan orang di suruh membayangkan daun pada pohon yang di depan mereka 'glow' atau bersinar, yang terjadi apa? daun pohon tadi benar-benar bersinar.Begitu juga dengan penampakan makhluk-makhluk seperti kuntilanak, pocong, genderuwo, terkadang kitalah yang menciptakan mereka.Zaman akan semakin canggih, orang-orang akan menjadi semakin pintar, tapi kapan waktu dimana ilmu manusia akan mencapai titik 'mentok' atas misteri ini? titik 'mentok' itu adalah titik dimana semua sudah sampai batasnya dan sudah saatnya untuk dijawab.Misteri-misteri makhluk di dunia masih menimbulkan banyak kontroversi, apakah makhluk ini ada, apakah ini nyata, apakah itu palsu, ini akan tetap menjadi misteri,sebenarnya bukan makhluknya, tapi 'misteri' nya itu, apakah dia ada atau kita yang mengada-ngada?
HERCULES VS ARES, Mengenal pentingnya sikap.
Hercules dan Ares, dua-duanya merupakan putra dari ZEUS, Ares termasuk ke dalam 12 dewa, dan merupakan dewa perang yang haus darah, sedangkan hercules merupakan hasil dari pernikahan ZEUS dan manusia biasa, oleh karena itu hercules bukanlah dewa, dia manusia setengah dewa, dan hercules adalah pahlawan.
Ares mempunyai watak yang suka dengan perang, beringas, haus darah,dan keras kepala,dia adalah simbol kebrutalan, kekejaman dan horor dari perang,dia tidak mengikuti semangat berpihak, suatu kali dia bisa mendukung satu pihak, tapi justru dia membantu pihak yang lain, dia mengikuti sekehendak hatinya, dia merupakan dewa yang dibenci oleh dewa-dewa yang lain, Ares mempunyai anak yang bernama Kiknus yang juga kejam dan anak yang lain bernama Eros, Anteros, Fobos, Deimos, Harmonia, dan Adrestia.
Sedangkan Hercules merupakan sosok yang tenang dan senang membantu masyarakat Yunani,dia disebut telah menjadikan dunia aman. Keberanian, kecerdasan, keperkasaan, kekuatan seksualnya adalah ciri khas Hercules, dia senang bermain dengan anak-anaknya ketika tidak sedang melaksanakan tugas. Hercules adalah orang yang bersemangat dan emosional, dia bisa melakukan sesuatu yang hebat untuk kawannya, tetapi dia justru sangat berbahaya bagi orang yg dia benci.
Kiknus putra sang dewa perang menantang Hercules, kemudian merekapun bertarung, mendengar ini, Ares bergegas pergi dan segera membantu putranya tadi melawan Hercules, Kiknus berhasil dibunuh dan Ares juga berhasil dilukai oleh Hercules, bahkan Hercules bisa saja melukai Ares lebih parah kalau saja tidak dihalangi oleh petir Zeus.
Mengapa Ares yang begitu kejam, dewa perang dan brutal bisa dikalahkan
bahkan bersama anaknya oleh Hercules yang tenang dan mencintai orang
lain? itu semua karena Ares terlalu menguras energinya dengan kemarahan,
kebrutalan,Ares terlalu emosional dan terburu-buru, sedangkan Hercules
lebih tenang, cerdas, namun tetap perkasa dalam menghadapi musuhnya,
itulah mengapa Hercules bisa mengalahkan siapapun dan monster apapun,
karena dia dibekali dengan penguasaan diri yang sempurna, begitu juga
dengan kita, kau memilih untuk menjadi kejam dan terlalu emosional
supaya orang takut denganmu dan merasa kau adalah seorang penguasa, atau
menjadi tenang, mencintai, penuh semangat, cerdas dan mampu menguasai
diri dengan baik ? terserah.
Jumat, 19 Desember 2014
Trik Minta Uang
Saya pinjam teknik David J.Liebermen, dan saya modifikasi sedikit bahasanya biar lebih mudah, dan tidak terlalu panjang lebar, ini adalah taktik psikologis yang efektif, bisa digunakan agar orang kaya yang pelit mau mengeluarkan uangnya.
Tekniknya :
-Pertama anda minta uang dengan jumlah yang jauh melebihi uang yang anda butuhkan.
-Selanjutnya minta uang dengan nominal tertentu, seperti anda butuh (yang sebenarnya) Rp. 4 juta, katakan anda butuh Rp. 4.35 juta.
-96% akan berhasil.
Contoh, anda mau pak Bambang yang kaya mengeluarkan uang Rp. 5 juta untuk anda
Anda : Pak, bisakah aku meminjam/meminta uang Rp. 30 juta untukku? aku mau membangun sebuah toko
Pak Bambang : Jumlah itu cukup besar bagiku, aku masih banyak kebutuhan yang lain.
Anda : Kalau begitu bolehkah aku hanya meminta Rp. 5 juta saja ? sisanya akan kucari pinjaman ke orang lain
Pak Bambang : Baiklah
Contoh 2 : anda mau meminta sumbangan sebesar Rp. 10 juta untuk bantuan korban bencana alam kepada Pak Ari, Pak Ari adalah juragan buah yang kaya tetapi pelit.
Anda : Pak, bisakah kami meminta sumbangan untuk korban bencana alam sebesar Rp. 10.255.000 ?
Pak Bambang : Baiklah.
Contoh ke 2 sangat efektif, karena anda meminjam dengan nominal tertentu, jadi Pak Ari tidak mengira bahwa anda main-main, karena jika anda bilang Rp. 10 juta saja, pak Bambang akan mengira anda menggunakan uangnya untuk kepentingan anda atau anda berbohong, karena jumlah tersebut terlalu umum (tidak terperinci).
Dan yang satu lagi, selalu gunakan kata bisakah atau bolehkah, karena anda tidak ingin terlihat kurang ajar hanya karena menyebutkan langsung anda membutuhkan jumlah uang yang anda butuhkan.
Selasa, 16 Desember 2014
TERKADANG, diam itu emas
"You say it best, when you say nothing at all"
--Ronan Keating, When you say nothing at all--
Seperti lirik yang aku kutip dari lagunya Ronan Keating yang berjudul When you say nothing at all, kita tau, memang jawaban terbaik kita kadang ada di dalam diam kita, banyak sekali manfaat diam, tetapi tak selamanya diam itu emas
--Ronan Keating, When you say nothing at all--
Seperti lirik yang aku kutip dari lagunya Ronan Keating yang berjudul When you say nothing at all, kita tau, memang jawaban terbaik kita kadang ada di dalam diam kita, banyak sekali manfaat diam, tetapi tak selamanya diam itu emas
Senin, 15 Desember 2014
Dunia dalam jurang 4
Sang kakek melanjutkan ceritanya "ya, peperangan, pasti ada yang dimana setiap tahun sekali, penduduk-penduduk disini saling berebut wilayah, masing-masing akan saling membunuh, sulit untuk lari, kita harus melawan atau bertahan ditengah peperangan ini, tidak bisa lari"
"Berarti kakek hebat dong, udah puluhan tahun bisa bertahan?" tanya Aaron.
Sambil sedikit tertawa, sang kakekpun melanjutkan ceritanya "Disini bukan otot yang menentukan seberapa lama kita akan hidup, tapi otak kita, penduduk-penduduk disini rata-rata kekuatannya diatas kita manusia, tetapi jarang sekali dari mereka yang pandai menggunakan akalnya, kita manusia memang dari sananya punya akal yang sempurna, jika kita bisa menggunakan akal ini dengan benar, kita pun bisa menaklukkan apapun, kakek memang sebelum menjadi penguasa kawasan ini, mati-matian berjuang, membunuh di saat mereka tidur, bersembunyi agar tidak ketahuan, dan mengadu domba mereka agar saling membunuh, dan ketika sudah menjadi penguasa, kakek hanya memerintahkan saja, tidak perlu ikut berperang"
"Hebat kek, di dunia yang seperti ini, kakek masih punya semangat hidup, di dunia dalam jurang ini, rata-rata manusia akan frustasi, karena tidak menemukan kawan dan selalu dihantui dengan penduduk-penduduk disini" kata Aaron sambil melihat-lihat ke sekeliling.
Sang kakek tidak memberikan tanggapan lagi, namun dia memberikan isyarat agar Aaron mengikutinya, Aaron pun menganggukkan kepala dan mereka berdua pun mulai jalan menuju timur.
Malam menjadi semakin gelap, jam menunjukkan tepat jam 11.45 malam, seorang kakek dan anak muda terlihat sedang jalan berdua menyusuri daerah tersebut, tampaknya mereka akan menuju ke suatu tempat. Ada suatu ikatan yang sangat kuat diantara mereka, seperti kakek dan cucunya, mereka tampak sangat akrab di sepanjang jalan, tidak berapa lama kemudian, sampailah mereka.
"Nah, ini tempat kakek tinggal" kata kakek menunjuk sebuah rumah kayu yang tampak sederhana sekali.
"Ini? kakek tinggal disini selama ini? "tanya Aaron dengan raut muka yang sedikit bingung.
"Bukan, kakek tinggal disini baru 3 bulan ini, kakek sering pindah, mengingat untuk hidup di dunia bawah jurang ini membutuhkan tempat yang strategis agar tidak mudah terkena hal-hal yang tidak diinginkan" jawab kakek dengan tenang.
Sang kakek kemudian mengajak Aaron untuk masuk, dia tak menutup pintunya, tampaknya ada sesuatu yang akan datang, namun raut wajahnya tetap tenang tak menunjukkan adanya bahaya yang akan datang, sorot matanya teduh menatap Aaron.
Jumat, 12 Desember 2014
Dunia Dalam Jurang 3
"Akhirnya
sampai juga, coba kita lihat dulu dari atas sini apa yang ada dibawah sana,
hahaha" suara Aaron terdengar jelas diantara sunyinya hutan itu.
Aaron pun mulai menggerakkan kakinya memijak pinggiran dari tepi jalan itu, lalu mendongkkan kepalanya kedapan sambil wajahnya mengarah kebawah agar dia dapat melihat ke dalam jurang dengan jelas.
"Gelap sekali, gua rasa disini memang tidak ada apa-apa, yaudah lebih baik gua balik, ayah dan ibu pasti udah cemas banget nih" gumam Aaron dalam hati sambil membelakangi jurang yang baru saja di lihatnya tadi.
Namun, disaat Aaron ingin melangkah meninggalkan tepi jalan jurang tersebut, kakinya terpleset! Aaron spontan berteriak, meraba-raba dengan cepat mencari pegangan sambil perlahan-lahan tubuhnya meluncur ke dalam jurang tersebut, suara teriakannya terdengar semakin menjauh, mengetahui dalamnya jurang tersebut hampir seribu meter.
Tidak lama kemudian, Aaron sudah berada dalam jurang tersebut, perlahan-lahan kesadarannya semakin pulih, dan Aaron ,membuka matanya dengan perlahan, dia masih belum menyadari bahwa sedang terkapar, karena matanya hanya melihat langit yang kebetulan sangat gelap saat itu.
"Pa..pasti gua sudah berada di alam lain, gua pasti sudah mati, maafkan gua ayah, ibu, hikss" Aaron berbisik sambil terisak, air mata mulai mengalir perlahan dari mata kirinya.
"Ada apa denganmu anak muda? apakah kau seorang manusia ?" terdengar suara yang kelihatannya bertanya kepada Aaron, namun tidak jelas dimana suara tersebut berasal.
Aaron pun terkejut mendengar suara tersebut, dia segera bangkit, dan melihat sekelilingnya, ya, dia menyadari bahwa dia belum mati.
"Gua belum mati? dimana ini? dan siapa kau?" Tanya Aaron sambil melihat ke atas.
"Mati? Tidak ada yang mati jika jatuh kesini kecuali memang sudah mati dari atas sana, aku adalah penjaga kawasan ini" kata yang ternyata adalah seorang kakek yang berusia sekitar 70 tahun,mengenakan baju kain yang lusuh berwarna coklat tua, dan celana jean yang koyak-koyak seperti yang biasa dikenakan oleh personil band yang suka bernyanyi dengan suara serak, tubuhnya masih terlihat tegap, rambutnya yang abu-abu nyaris tidak terlihat karena malam hari.
"Loh? kau manusia ?" Kata Aaron yang kaget melihat kakek itu, dia mengusap matanya ,memejamkan dan membukanya, lalu mengusapnya lagi seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Ya, aku adalah satu dari manusia disini, ya benar, disini juga banyak manusia, sepertimu, namun disini apa yang mereka katakan sebagai evolusi tidak terjadi, sehingga kau akan sering menjumpai makhluk-makhluk yang hidup sudah sejak ratusan juta tahun yang lalu dan masih memiliki bentuk tubuh yang sama, tidak berubah, manusia purba juga ada disini, walaupun jumlah mereka sekarang tidak banyak lagi karena sudah didominasi manusia modern yang juga jatuh kedalam jurang ini, beberapa makhluk hybrid juga ada, yang bentuknya tidak jelas dan berkombinasi, kebanyakan manusia yang jatuh disini sulit beradaptasi serta bertahan sehingga mati lebih awal, manusia-manusia yang bertahan adalah manusia yang hebat, karena mampu bertahan di daerah ini, kita tidak tahu sewaktu-waktu ada yang menyerang kita, tapi kau beruntung, yang menemukanmu bukan penduduk, tapi aku yang dulu juga jatuh disini" jawab sang kakek sambil melihat ke arah langit.
"Kau juga jatuh? terus udah berapa lama kau disini?" tanya Aaron semakin penasaran.
Sang kakek melihat ke arah Aaron, lalu menarik nafas yang panjang, menatap dalam-dalam mata anak muda yang baru saja ditemukannya itu"Aku ada disini sejak umurku 7 tahun, aku dulu ikut ibuku mencari kayu bakar ke hutan, tapi aku pas tiba di jalan tepi jurang ini, aku berhenti dan ibuku terus berjalan tidak menyadarinya, aku melihat-lihat sebentar ke jurang ini, lalu pas mau menyusul ibuku, aku seperti ditarik sesuatu, aku jatuh disini tidak mati, karena aku jatuh juga disebuah sungai, dan disitu aku diselamatkan oleh ular bertanduk yang panjangnya kira-kira 20 meter, dia adalah ular yang baik, sayang, dia mati dibunuh saat perperangan terjadi" Sang kakek bercerita.
"Peperangan? Ular sepanjang 20 meter?” tanya Aaron yang mengenyitkan dahinya lalu memiringkan kepalanya sedikit.
Disini bulan terlihat lebih jauh, namun cahayanya yang indah tetap mampu menjangkau sampai kebawah sini, sehingga penerangan disini tetap sama dengan dunia di atas sana, tetapi dari atas sana seorang kakek dan pemuda yang baru saja bertemu itu tak mungkin terlihat, tapi benar, ini benar-benar dunia dalam jurang.
Aaron pun mulai menggerakkan kakinya memijak pinggiran dari tepi jalan itu, lalu mendongkkan kepalanya kedapan sambil wajahnya mengarah kebawah agar dia dapat melihat ke dalam jurang dengan jelas.
"Gelap sekali, gua rasa disini memang tidak ada apa-apa, yaudah lebih baik gua balik, ayah dan ibu pasti udah cemas banget nih" gumam Aaron dalam hati sambil membelakangi jurang yang baru saja di lihatnya tadi.
Namun, disaat Aaron ingin melangkah meninggalkan tepi jalan jurang tersebut, kakinya terpleset! Aaron spontan berteriak, meraba-raba dengan cepat mencari pegangan sambil perlahan-lahan tubuhnya meluncur ke dalam jurang tersebut, suara teriakannya terdengar semakin menjauh, mengetahui dalamnya jurang tersebut hampir seribu meter.
Tidak lama kemudian, Aaron sudah berada dalam jurang tersebut, perlahan-lahan kesadarannya semakin pulih, dan Aaron ,membuka matanya dengan perlahan, dia masih belum menyadari bahwa sedang terkapar, karena matanya hanya melihat langit yang kebetulan sangat gelap saat itu.
"Pa..pasti gua sudah berada di alam lain, gua pasti sudah mati, maafkan gua ayah, ibu, hikss" Aaron berbisik sambil terisak, air mata mulai mengalir perlahan dari mata kirinya.
"Ada apa denganmu anak muda? apakah kau seorang manusia ?" terdengar suara yang kelihatannya bertanya kepada Aaron, namun tidak jelas dimana suara tersebut berasal.
Aaron pun terkejut mendengar suara tersebut, dia segera bangkit, dan melihat sekelilingnya, ya, dia menyadari bahwa dia belum mati.
"Gua belum mati? dimana ini? dan siapa kau?" Tanya Aaron sambil melihat ke atas.
"Mati? Tidak ada yang mati jika jatuh kesini kecuali memang sudah mati dari atas sana, aku adalah penjaga kawasan ini" kata yang ternyata adalah seorang kakek yang berusia sekitar 70 tahun,mengenakan baju kain yang lusuh berwarna coklat tua, dan celana jean yang koyak-koyak seperti yang biasa dikenakan oleh personil band yang suka bernyanyi dengan suara serak, tubuhnya masih terlihat tegap, rambutnya yang abu-abu nyaris tidak terlihat karena malam hari.
"Loh? kau manusia ?" Kata Aaron yang kaget melihat kakek itu, dia mengusap matanya ,memejamkan dan membukanya, lalu mengusapnya lagi seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Ya, aku adalah satu dari manusia disini, ya benar, disini juga banyak manusia, sepertimu, namun disini apa yang mereka katakan sebagai evolusi tidak terjadi, sehingga kau akan sering menjumpai makhluk-makhluk yang hidup sudah sejak ratusan juta tahun yang lalu dan masih memiliki bentuk tubuh yang sama, tidak berubah, manusia purba juga ada disini, walaupun jumlah mereka sekarang tidak banyak lagi karena sudah didominasi manusia modern yang juga jatuh kedalam jurang ini, beberapa makhluk hybrid juga ada, yang bentuknya tidak jelas dan berkombinasi, kebanyakan manusia yang jatuh disini sulit beradaptasi serta bertahan sehingga mati lebih awal, manusia-manusia yang bertahan adalah manusia yang hebat, karena mampu bertahan di daerah ini, kita tidak tahu sewaktu-waktu ada yang menyerang kita, tapi kau beruntung, yang menemukanmu bukan penduduk, tapi aku yang dulu juga jatuh disini" jawab sang kakek sambil melihat ke arah langit.
"Kau juga jatuh? terus udah berapa lama kau disini?" tanya Aaron semakin penasaran.
Sang kakek melihat ke arah Aaron, lalu menarik nafas yang panjang, menatap dalam-dalam mata anak muda yang baru saja ditemukannya itu"Aku ada disini sejak umurku 7 tahun, aku dulu ikut ibuku mencari kayu bakar ke hutan, tapi aku pas tiba di jalan tepi jurang ini, aku berhenti dan ibuku terus berjalan tidak menyadarinya, aku melihat-lihat sebentar ke jurang ini, lalu pas mau menyusul ibuku, aku seperti ditarik sesuatu, aku jatuh disini tidak mati, karena aku jatuh juga disebuah sungai, dan disitu aku diselamatkan oleh ular bertanduk yang panjangnya kira-kira 20 meter, dia adalah ular yang baik, sayang, dia mati dibunuh saat perperangan terjadi" Sang kakek bercerita.
"Peperangan? Ular sepanjang 20 meter?” tanya Aaron yang mengenyitkan dahinya lalu memiringkan kepalanya sedikit.
Disini bulan terlihat lebih jauh, namun cahayanya yang indah tetap mampu menjangkau sampai kebawah sini, sehingga penerangan disini tetap sama dengan dunia di atas sana, tetapi dari atas sana seorang kakek dan pemuda yang baru saja bertemu itu tak mungkin terlihat, tapi benar, ini benar-benar dunia dalam jurang.
Kamis, 11 Desember 2014
Apa itu cinta ?
"Belai lembut jarimu, sejuk tatap wajahmu, hangat peluk janjimu, anugrah terindah yang pernah kumiliki"
--Anugrah terindah yang pernah kumiliki, Sheila on 7--
Baiklah, tanpa meniru darimanapun, aku akan mendefinisikan apa itu cinta menurut aku sendiri.
Apa itu cinta?
Cinta adalah sebuah emosi, yang menghangatkan. Walaupun cinta pada umumnya membawa dampak yang sangat baik, dalam kadar yang berlebih, cinta juga berarti 'melekat', oleh karena itulah banyak orang yang tersakiti oleh cinta, karena mereka melekatkan diri mereka dengan apa yang mereka cintai itu, dalam kadar yang wajar, cinta berarti juga menyayangi sesuatu ataupun seseorang, cinta kepada seseorang/sesuatu berarti membiarkan orang itu bahagia, kita tidak berusaha merubah, ataupun memilikinya, yang penting kita melihat seseorang/sesuatu yang kita cintai itu tetap baik dan menjadi semakin baik. Adalah salah ketika seseorang mengatakan dia mencintai seseorang, dia berusaha merubah segala sifat alami orang tersebut, jika tidak dia akan marah, seperti contoh, dia ingin mengubah seseorang tersebut menjadi lebih kurus, karena dia suka orang yang lebih ramping, itu bukanlah cinta, namun pemuasan ego seseorang melalui apa yang ingin diubahnya tersebut, dengan orang tersebut berubah (misal lebih ramping), dia merasa cinta, padahal tidak, dia hanya menyukai bagian luar seseorang tersebut, tetapi hal ini tidak berlaku jika yang dicintai itu memang maunya demikian (mau kurus), dan posisi yang ingin merubah tadi kini menjadi semakin baik, karena dia membantu pasangannya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Cinta juga tidak berarti memiliki, dan cinta itu adalah kebebasan, cinta seperti ikatan yang menghubungkan dua orang, walaupun salah satunya jauh, ketika salah satu mengalami sesuatu, yang satunya lagi pasti mempunyai suatu firasat, itu karena cinta menciptakan hubungan batin yang kuat, seperti ibu dan anaknya, jika si anak mengalami musibah, dia pasti cemas, tiba-tiba khawatir, tiba-tiba menyenggol sesuatu lalu pecah, itulah bukti hubungan batin dari cinta. Cinta sejati tidak pernah takut, karena takut adalah lawan dari cinta, maka jika kau takut pasanganmu selingkuh, berarti kau tidak sepenuhnya percaya kepadanya, dan ini bukanlah cinta sejati, cinta sejati benar-benar percaya dan tidak ada rasa takut.
Dan pada akhirnya, kita seharusnya mencintai siapapun yang pernah hadir dalam hidup kita, terutama Tuhan, lalu kedua orang tua kita, keluarga kita, teman, sahabat, saudara, dan semua orang yang kita lihat, baik itu tukang parkir, pejabat, penjaga toko, karena tanpa mereka semua, tanpa cinta, hidup akan menjadi suram, latihlah untuk menjaga 'unconditional love' atau cinta yang tak bersyarat, dan hiduplah dalam cahaya cinta yang murni, yang terangnya akan menghiasi seluruh perjalanan hidup kita. :)
Dunia Dalam Jurang 2
Matahari kini telah berhenti menjalankan tugasnya,
lalu meminjamkan cahayanya ke temannya yang akan bertugas malam itu, hari pun sudah
gelap, suara binatang-binatang dari hutan menjadi penghias setiap malam di desa
itu.
"Aaron kok belum pulang ya, pa ? tanya ibu Aaron ke suaminya yang sedang membaca koran di depan ruang Televisi.
"Gatau tuh anak kemana ya, udah mau jam 8 ini, nanti coba papa ke warung pak Subagyo" Jawabnya sambil membalik lembaran koran yang sedang dibacanya.
"Tadi Ibu lewat situ sih, tapi Aaron gak ada, kata kawan-kawannya sudah pulang" kata Ibu Aarondengan nada sedikit cemas.
"Waduh, kemana tuh anak, gawat ini" jawab Papa Aaron yang lalu membuka melepaskan kacamata rabun jarak dekatnya, lalu menutup lembaran koran itu dan menaruhnya begitu saja di atas kasur tempat ia duduk.
Sejenak pembicaraan mereka pun terdengar semakin serius diiringi dengan suasana malam yang cukup mencekam, keempat adik-adik Aaron sudah beranjak ke tempat tidur masing-masing. Malam itu ayah dan ibu Aaron keluar dan mengunci rumah mereka dengan pelan, seolah tak mau anak-anaknya terbangun karenanya, mereka mau pergi ke rumah kepala desa, pak Ahmad, yang berjarak kurang lebih 400 meter dari rumah mereka.
"Assalamualaikum pak, pak Ahmad" kata pak Akbar sambil mengetok-ngetok pintu rumah pak Ahmad.
Tidak lama kemudian terdengarlah suara langkah kaki yang semakin lama semakin dekat menuju pintu.
"Walaikumsalamm, wahh, ada apa ini Pak, Buk, malam-malam gini datang kemari?" tanya pak Ahmad dengan nada yang ramah namun sedikit bingung.
"Ahaha, anu, ini pak, si Aaron" jawab pak Akbar sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan kelima jarinya.
"Aaron? ada apa dengan Aaron pak?" tanya pak Ahmad mengenyitkan dahinya.
"Aaron belum pulang pak, kami tidak tahu dia kemana" jawab Ibunya Aaron yang dari tadi hanya diam, nadanya seolah-olah seperti ingin menangis.
"Waduh! sudah jam berapa ini? oalahh, kemana anak itu? Mari duduk dahulu” jawab pak Ahmad dengan nada yang lebih tinggi lalu mempersilahkan mereka berdua untuk duduk di kursi teras rumahnya.
Dan percakapan mereka pun menjadi semakin serius, pak Ahmad menyuruh istrinya yang daritadi berdiri dibelakang pak Ahmad menyaksikan pembicaraan mereka untuk menyiapkan kopi dan teh untuk ayah dan ibu Aaron.
Sementara itu, di dinginnya malam dan terangnya cahaya rembulan, suara jangkrik dan daun yang terhembus angin malam itu menemani langkah pemuda pemberani yang sedang berjalan menuju kearah jalan tepi jurang tersebut, suara langkahnya terdengar sangat jelas mengingat suasana jalan menuju tepi jurang itu ialah hutan yang sangat sunyi.
"Sudah malam begini, aku khawatir ayah dan ibu cemas dan mencariku" gumam Aaron dalam hati.
Setelah beberapa menit berjalan menyusuri jalan tanah yang masih tidak rata itu,akhirnya Aaronpun sudah berada sekitar 30 meter dari tepi jurang, dari sini, Aaron bisa melihat tepi jurang tersebut, tidak ada orang disekitar, namun Aaron tetap tenang sambil meneruskan perjalanannya.
"Aaron kok belum pulang ya, pa ? tanya ibu Aaron ke suaminya yang sedang membaca koran di depan ruang Televisi.
"Gatau tuh anak kemana ya, udah mau jam 8 ini, nanti coba papa ke warung pak Subagyo" Jawabnya sambil membalik lembaran koran yang sedang dibacanya.
"Tadi Ibu lewat situ sih, tapi Aaron gak ada, kata kawan-kawannya sudah pulang" kata Ibu Aarondengan nada sedikit cemas.
"Waduh, kemana tuh anak, gawat ini" jawab Papa Aaron yang lalu membuka melepaskan kacamata rabun jarak dekatnya, lalu menutup lembaran koran itu dan menaruhnya begitu saja di atas kasur tempat ia duduk.
Sejenak pembicaraan mereka pun terdengar semakin serius diiringi dengan suasana malam yang cukup mencekam, keempat adik-adik Aaron sudah beranjak ke tempat tidur masing-masing. Malam itu ayah dan ibu Aaron keluar dan mengunci rumah mereka dengan pelan, seolah tak mau anak-anaknya terbangun karenanya, mereka mau pergi ke rumah kepala desa, pak Ahmad, yang berjarak kurang lebih 400 meter dari rumah mereka.
"Assalamualaikum pak, pak Ahmad" kata pak Akbar sambil mengetok-ngetok pintu rumah pak Ahmad.
Tidak lama kemudian terdengarlah suara langkah kaki yang semakin lama semakin dekat menuju pintu.
"Walaikumsalamm, wahh, ada apa ini Pak, Buk, malam-malam gini datang kemari?" tanya pak Ahmad dengan nada yang ramah namun sedikit bingung.
"Ahaha, anu, ini pak, si Aaron" jawab pak Akbar sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan kelima jarinya.
"Aaron? ada apa dengan Aaron pak?" tanya pak Ahmad mengenyitkan dahinya.
"Aaron belum pulang pak, kami tidak tahu dia kemana" jawab Ibunya Aaron yang dari tadi hanya diam, nadanya seolah-olah seperti ingin menangis.
"Waduh! sudah jam berapa ini? oalahh, kemana anak itu? Mari duduk dahulu” jawab pak Ahmad dengan nada yang lebih tinggi lalu mempersilahkan mereka berdua untuk duduk di kursi teras rumahnya.
Dan percakapan mereka pun menjadi semakin serius, pak Ahmad menyuruh istrinya yang daritadi berdiri dibelakang pak Ahmad menyaksikan pembicaraan mereka untuk menyiapkan kopi dan teh untuk ayah dan ibu Aaron.
Sementara itu, di dinginnya malam dan terangnya cahaya rembulan, suara jangkrik dan daun yang terhembus angin malam itu menemani langkah pemuda pemberani yang sedang berjalan menuju kearah jalan tepi jurang tersebut, suara langkahnya terdengar sangat jelas mengingat suasana jalan menuju tepi jurang itu ialah hutan yang sangat sunyi.
"Sudah malam begini, aku khawatir ayah dan ibu cemas dan mencariku" gumam Aaron dalam hati.
Setelah beberapa menit berjalan menyusuri jalan tanah yang masih tidak rata itu,akhirnya Aaronpun sudah berada sekitar 30 meter dari tepi jurang, dari sini, Aaron bisa melihat tepi jurang tersebut, tidak ada orang disekitar, namun Aaron tetap tenang sambil meneruskan perjalanannya.
Selasa, 09 Desember 2014
Dunia Dalam Jurang
"Aaron, jangan main jauh-jauh ke hutan
ya, nanti kamu masuk ke jurang lho" kata Ibu Aaron yang sedang mencuci
piring, memperingatkan Aaron yang baru saja meletakkan tas sekolahnya di depan
ruang televisi lalu langsung beranjak pergi.
Ini adalah kisah tentang jurang yang dalam, sangat dalam, di suatu desa terpencil, yang telah memakan banyak korban, setiap tahun pasti ada aja yang jatuh secara mengherankan, menurut mitos masyarakat desa itu, jurang tersebut mempunyai misteri, jurang itu ada di setiap negara, selalu meminta tumbal setiap tahunnya, setiap orang di desa tersebut pasti pernah ke jurang itu, karena jurang tersebut berada di pinggiran jalan untuk mengakses hutan, yang biasanya dilewati penduduk yang ingin mencari kayu bakar dan berburu.
Ini adalah kisah tentang jurang yang dalam, sangat dalam, di suatu desa terpencil, yang telah memakan banyak korban, setiap tahun pasti ada aja yang jatuh secara mengherankan, menurut mitos masyarakat desa itu, jurang tersebut mempunyai misteri, jurang itu ada di setiap negara, selalu meminta tumbal setiap tahunnya, setiap orang di desa tersebut pasti pernah ke jurang itu, karena jurang tersebut berada di pinggiran jalan untuk mengakses hutan, yang biasanya dilewati penduduk yang ingin mencari kayu bakar dan berburu.
Jurang tersebut juga terkadang menampakkan makhluk-makhluk
yang aneh, ini merupakan tuturan dari penduduk-penduduk yang sering kesana
untuk mencari kayu bakar, dan Aaron, remaja berusia 19 tahun, merupakan seorang
remaja yang keras kepala, banyak akal, tidak suka menerima nasehat orang
lain,memiliki teman yang sangat banyak. Aaron tinggal sekitar 1 km dari jurang
tersebut, bersama keluarganya yang terdiri dari 7 orang, Aaron adalah anak
pertama, dan mempunyai 2 adik laki-laki dan 2 adik cewek, ayah Aaron, pak Akbar
adalah seorang petani, yang juga merupakan guru beladiri di desa tersebut, dan
ibunya, adalah seorang ibu rumah tangga. Dan ini adalah kisah perjalanan yang
menakjubkan dari Aaron yang mengubah seluruh desa tersebut.
Sore itu Aaron dan 4 orang kawannya sedang duduk di kedai sambil menikmati secangkir kopi susu hangat.
"Hahahaha, emang begitu sih, eh tapi lu tau nggak, gua masih penasaran banget dengan jurang itu, kayaknya kita harus memecahkan misterinya deh, kata dukun-dukun di sini, di bawah jurang itu ada kehidupan lain" ucap Aaron dengan nada yang serius.
"Ahh, itu mitos aja tuh, lu aja yang percaya banget dengan mitos-mitos, pikir yang rasional aja dong, mana mungkin ada kehidupan di bawah sana, sedangkan manusia yang jatuh aja langsung mati" jawab kawan Andi menyangkal perkataan Aaron tadi.
"Ya kan gua bilang kata-kata dukun disini, lagian gua gak ada bilang kalau gua percaya, gua cuma bilang kenapa gak kita coba aja pecahkan misterinya?" Tanya Aaron.
"Dengan apa kita memecahkannya ? lu jangan ngada-ngada deh, dari dulu belum ada yang berani main-main dengan jurang itu" kata teman Andi menyangkal lagi.
"Ya udah, gapapa kok, kalau kalian gak mau ikut denganku, tidak masalah" jawab Aaron dengan nada sedikit kesal.
"Ron, lu kan dah gede, dan sudah bisa mendengar mana yang baik dan mana yang buruk, masa' mikir itu berbahaya buat nyawa lu aja sih gak bisa" kata temannya yang dari tadi memerhatikan pembicaraan Aaron dan temannya.
"Ahh bodo amat dah, yang penting nih malam, gua akan kesana buat melihat jurang itu, kalau kalian gak mau, yaudah, eh, gua cabut dulu ya, nih gua kopi susu segelas aja, bayarin besok gua ganti" kata Aaron sambil memasang sepatu.
Sore itu Aaron dan 4 orang kawannya sedang duduk di kedai sambil menikmati secangkir kopi susu hangat.
"Hahahaha, emang begitu sih, eh tapi lu tau nggak, gua masih penasaran banget dengan jurang itu, kayaknya kita harus memecahkan misterinya deh, kata dukun-dukun di sini, di bawah jurang itu ada kehidupan lain" ucap Aaron dengan nada yang serius.
"Ahh, itu mitos aja tuh, lu aja yang percaya banget dengan mitos-mitos, pikir yang rasional aja dong, mana mungkin ada kehidupan di bawah sana, sedangkan manusia yang jatuh aja langsung mati" jawab kawan Andi menyangkal perkataan Aaron tadi.
"Ya kan gua bilang kata-kata dukun disini, lagian gua gak ada bilang kalau gua percaya, gua cuma bilang kenapa gak kita coba aja pecahkan misterinya?" Tanya Aaron.
"Dengan apa kita memecahkannya ? lu jangan ngada-ngada deh, dari dulu belum ada yang berani main-main dengan jurang itu" kata teman Andi menyangkal lagi.
"Ya udah, gapapa kok, kalau kalian gak mau ikut denganku, tidak masalah" jawab Aaron dengan nada sedikit kesal.
"Ron, lu kan dah gede, dan sudah bisa mendengar mana yang baik dan mana yang buruk, masa' mikir itu berbahaya buat nyawa lu aja sih gak bisa" kata temannya yang dari tadi memerhatikan pembicaraan Aaron dan temannya.
"Ahh bodo amat dah, yang penting nih malam, gua akan kesana buat melihat jurang itu, kalau kalian gak mau, yaudah, eh, gua cabut dulu ya, nih gua kopi susu segelas aja, bayarin besok gua ganti" kata Aaron sambil memasang sepatu.
Langganan:
Postingan (Atom)