Dalam budaya dan keilmuan spiritual, tentu saja kita tidak asing lagi dengan yang namanya mantra, mantra adalah sesuatu yang vital dalam keilmuan spiritual, demi tercapainya suatu tujuan ilmu, namun jika anda pernah atau cukup sering membaca buku-buku klasik maupun modern dengan tema spiritual, anda pasti sering menemukan bahwa syarat ampuhnya suatu mantra adalah yakin, nah yang sering menjadi pertanyaan adalah yang manakah lebih penting, yakin atau mantra itu sendiri?
Mantra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 1. perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib (misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya), 2. susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Dalam hal ini saya akan membahasnya menurut dua sumber kekuatan gaib :
1. Bersumber dari dalam diri
Manusia diciptakan sudah dengan potensi kegaiban, dalam fisika kuantum, semua benda yang ada di alam ini dasarnya adalah atom, pikiran manusia memiliki kekuatan elektromagnetis dalam mempengaruhi atom, namun ilmu pengetahuan berhasil membuktikan bahwa kekuatan elektromagnetis jantung 5000 kali lebih kuat daripada otak, ini dapat dibuktikan dengan magnometer sampai pada jarak 3 meter lebih diluar tubuh fisik. Jantung yang dimaksud tak lain adalah hati, keyakinan adalah ketetapan dan percaya dari dalam hati kita, dan sudah dijelaskan bahwa otak memiliki kekuatan elektromagentis juga, namun tidak sekuat jantung/hati. Mantra pada zaman modern ini bisa disebut sebagai affirmasi, atau pengulangan kata yang disengaja untuk mengkondisikan dan menciptakan suatu bentuk pikiran (mindset), bicara tentang affirmasi dan hubungannya dengan berhasilnya suatu tujuan mindset (kesuksesan, merubah sifat negatif, memperbaiki kondisi keuangan dan lain-lain) tidak akan berhasil jika hanya berpegang kepada affirmasi itu sendiri, sedangkan hati yang selaras dengan tujuan affirmasi tersebut adalah kunci terpenting tercapainya maksud dari affirmasi. Sudah jelas, pada konteks ini yakin lah yang berperan penting dalam terciptanya energi gaib.
2. Bersumber dari luar diri
Sumber kekuatan gaib dari luar diri adalah roh halus dan Tuhan, dalam konteks ini, mantra bisa dikatakan sebagai bahasa untuk meminta bantuan ataupun memerintah kekuatan gaib dari sesuatu di luar diri kita, dalam Islam ada yang namanya dzikir, yaitu pengulangan suatu kalimat atau kata untuk memohon kepada Tuhan, sedangkan dzikir tidak berlaku jika ditujukan kepada makhluk halus, karena dzikir sifatnya memuji, dan jika makhluk halus bersedia membantu karena suatu dzikir, tentulah itu atas perintah dari Tuhan. Mantra mungkin lebih cocok ditujukan kepada roh halus, walau mantra bersifat meminta bantuan atau memerintah, meminta bantuan itu tidaklah sama dengan meminta bantuan kepada Tuhan, mantra untuk meminta bantuan bisa dicontohkan seperti meminta bantuan kepada seseorang untuk melakukan hal yang masih bisa kita lakukan namun ingin kita permudah, sedangkan meminta bantuan kepada Tuhan biasanya adalah untuk sesuatu yang sudah sangat sulit dan hampir diluar kemampuan kita. Sekarang kita akan membahas kedudukan yakin pada konteks ini, yakin adalah etika dalam tercapainya suatu tujuan mantra (dalam konteks ini), bagaimanakah reaksi jika anda meminta bantuan kepada seseorang dan orang tersebut tahu kalau anda tidak yakin terhadapnya? Tentu saja ia enggan untuk membantu anda. Mantra dan yakin kedudukannya sama, berbeda dalam konteks kekuatan gaib yang bersumber dari dalam diri---yang dimana mantra dan yakin kedudukannya yakin lah yang lebih penting, dan bisa dipisah dengan yakin saja tanpa mantra. Dalam konteks ini, kedudukan keduanya sama dan tidak bisa dipisah, bagaimana anda bisa yakin orang akan membantu anda sedangkan anda tidak meminta bantuan?
Jadi jawaban dari pertanyaan "Lebih penting Mantra atau Yakin" menurut pendapat saya adalah tergantung anda menggunakan konteks yang mana, konteks kekuatan dalam diri bisa sejatinya bisa digunakan seperti apa yang bisa kekuatan luar diri lakukan, jadi jawabannya adalah lihat mantranya dan tujuannya, apakah meminta bantuan kepada sesuatu diluar diri atau lebih seperti affirmasi kepada diri sendiri? Jika meminta bantuan kepada sesuatu diluar diri anda tentu tidak bisa memisahkan mantra dengan yakin, anda harus menjalankan keduanya, sedangkan jika mantra tersebut lebih kepada affirmasi, seperti contoh (ototku kawat tulangku wesi atau semua setan tunduk takluk...) itu sudah jelas termasuk ke dalam kekuatan dalam diri, kalau begitu anda hanya perlu yakin, sedangkan jika mantranya sudah seperti ayat-ayat itu termasuk ke dalam kekuatan di luar diri, anda harus membaca 'mantra' nya dan juga harus yakin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar