Kamis, 09 Februari 2017

Parallel (6) : Learn

"Selamat pagi, saya kapolsek perbatasan Setia Hadi, ingin memberi tahu bahwa supir taksi dengan nomor plat D 2549 AB telah membawa lari seorang pemuda, bisakah anda melacak lokasinya sekarang juga?...baik saya tunggu"

   Aku hanya menunggu di mobil, sedangkan ayah berbicara bersama petugas lain, yang ada dalam pikiranku saat ini hanyalah bang Fad, maksudku, aku hanya tidak menyangka, baru beberapa menit kami berbicara, dan....ya, aku tidak bermaksud mengatakan bahwa, itu hanya kemungkinan, mungkin dia bisa saja dibunuh, mungkin kau akan berkata kalau aku terlalu cemas, tapi dalam sepekan ada 3 kasus pembunuhan di daerah ini, dan yang terakhir adalah seorang wanita bukan keturunan Indonesia, ditemukan tanpa tangan dan kaki di hutan, dan itu terjadi setelah ada pemberitahuan bahwa ia diculik setelah memesan sebuah taksi!
.....
"Kita berangkat" Ayah masuk dan langsung menyalakan mobil
"Ayah hanya memikirkan hal yang terburuk, bukan karena ayah tidak bisa berpikir..."
"Aku tau ayah, jalankan saja mobil nya, berdoa dan kita hadapi apa saja yang nanti akan terjadi"

   20 menit berlalu dan kami sampai pada sebuah hutan, yang lokasinya sekitar 40km dari kantor polisi, pertama kali turun dari mobil dan menginjakkan kaki di hutan ini aku merasakan sesuatu yang tidak enak, 5 orang polisi termasuk kapolsek berada di depan kami dengan revolver di tangan masing-masing, kami berjalan dengan perlahan dan memerhatikan sekeliling, telpon dari ibu terus berdering, dan setiap berdering aku mematikannya karena kami tak ingin ada suara disini.
   Kapolsek itu memberi aba-aba untuk berhenti dengan tangannya, aku berusaha menjangkau sejauh mungkin apa yang bisa dilihat, dan tampaknya beberapa puluh meter dari sini ada sebuah rumah, mungkin kau akan menyebutnya kandang sapi.

"Kalian tunggu disini, dan jangan masuk sampai saya beri aba-aba, mengerti?" Kapolsek dan rekannya dengan perlahan berjalan ke arah rumah kayu itu
"Dan tetap awasi sekeliling kalian" lanjutnya sambil tetap berjalan

   Keseringanku melihat film-film penangkapan sandera akhirnya menjadi kenyataan bahwa aku telah menghadapi situasi yang sama, kalian akan merasakan seolah kalian bisa menahan nafas untuk waktu yang sangat panjang, begitu juga ayah, yang terpaku pada ujung pandangannya, para polisi itu sudah sampai di sisi-sisi rumah, 3 bagian kiri dan 2 bagian kanan, berdasarkan film-film yang kutonton, mereka akan mendobrak pintu itu kurang dari 1 menit lagi,

"Angkat tangan! Letakkan senjata kalian!" Suara mereka terdengar kurang jelas sebenarnya, tapi kalian pasti tahu apa yang diteriakkan kapolsek itu
"Dor!! Dor!!"
....
....
   Bang Fad kembali dalam keadaan selamat, keluar dari rumah itu dia langsung berlari ke arah kami, sedangkan polisi-polisi masih di dalam,

"Aku benar-benar takut ayah, maafkan aku" bang Fad langsung memeluk ayah begitu sampai ke kami, lalu ia melepaskan pelukannya dan melihat ke arahku, tentu saja dengan sebuah senyuman yang jarang ia perlihatkan kepada keluarganya, dia takkan memelukku,
....
   Polisi itu akhirnya membawa mayat sang pelaku dan kami berjalan menuju kantor, untuk dimintai keterangan, sedangkan taksi sang pelaku dibawa oleh polisi sebagai barang bukti, kecemasanku sudah hilang, ketakutanku sudah terjawab, dan aku hanya menikmati perjalanan menuju kantor sambil terus tersenyum seolah aku bisa belajar banyak hal, hahah hidup ya kadang, kalian pun pasti tau, banyak hal yang..., tunggu..
Aku melewatkan satu hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar