“Nah,
sekarang kita duduk disini, kalian boleh menunggu disini sementara aku akan
menyelam ke danau” kata sang kakek ketika tiba di suatu pohon yang hanya
berjarak 10 meter dari tepi danau itu.
“Hey,
kau sudah tua kek, kau tidak lihat tadi ular yang barus saja kita bunuh? Sekarang
kau pengen menyelam ke danau tempat monster itu muncul, jangan aneh-aneh, deh”
jawab Aaron mendengar perkataan sang kakek dengan nada yang marah bercampur
cemas, sementara Haari sibuk mengelap-ngelap senapannya dengan kain coklat yang
tampak kumal sambil bersiul tidak menanggapi pembicaraan Aaron dan kakek itu.
“Haahhh,
sudah lama aku tidak berenang, lumayan untuk menambah tinggi badan” kata sang
kakek sambil tersenyum melirik sedikit kearah Aaron dan melakukan pemanasan
ringan.
“Emang
kau mencari apa disana kakek?” Kata Haari yang tetap asik mengelap-ngelap
senapannya.
“Kau
akan lihat sendiri nanti” jawab sang kakek singkat, lalu berlari kearah danau
sambil berteriak ‘wohooo’ dan lompat kedalam danau itu.
Aaron
hanya bisa menahan napas melihat aksi sang kakek yang baru saja menyeburkan
dirinya kedalam danau itu, lalu ia mengambil senapannya seolah-olah bersiap
jika sesuatu terjadi dengan kakek itu. Sementara sang kakek ada didalam danau
itu, Haari pun mengajak Aaron untuk berbicara.
“Kau
harus mengenalnya lebih dekat lagi” kata Haari sambil mendekatkan kepalanya ke
Aaron, lalu melirik ke danau yang artinya adalah sang kakek lah yang ia maksud.
“Dia
merupakan pemburu yang cukup terkenal, dia itu..” belum sempat Haari
melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba ada tombak yang meluncur dan menancap tepat
dipohon diatas mereka, mereka pun spontan menghindar, pakaian merekapun basah.
“Kurang
ajar” kata Haari dengan wajah yang sedikit tersenyum melihat ke tombak yang
menancap di pohon itu, yang ternyata menusuk seekor ikan sturgeon yang masih
bergerak-gerak sehingga air pun muncrat kemana-mana.
“Hahaha,
kita akan makan enak hari ini” kata sang kakek yang tiba-tiba muncul ke
permukaan danau, lalu perlahan-lahan berenang ke pinggir danau itu.
“Kek,
awas dibelakangmu!” teriak Aaron sambil menunjuk ke arah sang kakek yang sedang
berenang itu, Aaron hanya bercanda untuk menakut-nakuti si kakek.
“Pemburu
itu insting nya kuat, nak, kalau ada sesuatu yang bergerak, jangankan dibelakang
ku, di pinggir danau belakang sanapun aku bisa tau” jawab sang kakek yang sudah
sampai dipinggir danau, lalu naik ke daratan, lalu berjalan ke arah Aaron dan
Haari.
Sesampainya
di pohon itu, sang kakek pun lompat lalu mencabut tombak itu dari pohon, lalu
meletakkan tombak yang masih menusuk sturgeon itu ke bawah dengan posisi
melintang, setelah itu ia mengambil golok ditasnya.
“Ini
golok serbaguna, bisa untuk memburu bisa untuk ini” kata sang kakek sambil
memotong kulit bagian badan sturgeon itu.
Haaripun
mengeluarkan sebuah pisau yang ukurannya 2 kali lipat dari pisau dapur biasa,
lalu membnntu si kakek memotong kulit
sturgeon yang panjangnya hampir 3 meter itu, sedangkan Aaron hanya duduk
melihat mereka berdua.
“Aaron,
kau cari kayu disana” kata sang kakek yang menunjuk beberapa meter di sebelah
kanan nya, yang memang banyak pohon-pohon yang batangnya tidak terlalu tebal.
Aaron
pun mematuhi perintah sang kakek lalu berdiri dari tempatnya, sambil memegang
senapan ia pun berjalan ke arah yang ditunjuk kakek tadi, sementara Haari
diam-diam melihat Aaron yang sedang berjalan menjauhi mereka itu, seperti tetap
berjaga jika tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi dengan anak muda itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar