Jumat, 04 Desember 2015

Dunia Dalam Jurang 15






“Nah, sekarang kita duduk disini, kalian boleh menunggu disini sementara aku akan menyelam ke danau” kata sang kakek ketika tiba di suatu pohon yang hanya berjarak 10 meter dari tepi danau itu.
“Hey, kau sudah tua kek, kau tidak lihat tadi ular yang barus saja kita bunuh? Sekarang kau pengen menyelam ke danau tempat monster itu muncul, jangan aneh-aneh, deh” jawab Aaron mendengar perkataan sang kakek dengan nada yang marah bercampur cemas, sementara Haari sibuk mengelap-ngelap senapannya dengan kain coklat yang tampak kumal sambil bersiul tidak menanggapi pembicaraan Aaron dan kakek itu.
“Haahhh, sudah lama aku tidak berenang, lumayan untuk menambah tinggi badan” kata sang kakek sambil tersenyum melirik sedikit kearah Aaron dan melakukan pemanasan ringan.
“Emang kau mencari apa disana kakek?” Kata Haari yang tetap asik mengelap-ngelap senapannya.
“Kau akan lihat sendiri nanti” jawab sang kakek singkat, lalu berlari kearah danau sambil berteriak ‘wohooo’ dan lompat kedalam danau itu.
Aaron hanya bisa menahan napas melihat aksi sang kakek yang baru saja menyeburkan dirinya kedalam danau itu, lalu ia mengambil senapannya seolah-olah bersiap jika sesuatu terjadi dengan kakek itu. Sementara sang kakek ada didalam danau itu, Haari pun mengajak Aaron untuk berbicara.
“Kau harus mengenalnya lebih dekat lagi” kata Haari sambil mendekatkan kepalanya ke Aaron, lalu melirik ke danau yang artinya adalah sang kakek lah yang ia maksud.
“Dia merupakan pemburu yang cukup terkenal, dia itu..” belum sempat Haari melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba ada tombak yang meluncur dan menancap tepat dipohon diatas mereka, mereka pun spontan menghindar, pakaian merekapun basah.
“Kurang ajar” kata Haari dengan wajah yang sedikit tersenyum melihat ke tombak yang menancap di pohon itu, yang ternyata menusuk seekor ikan sturgeon yang masih bergerak-gerak sehingga air pun muncrat kemana-mana.
“Hahaha, kita akan makan enak hari ini” kata sang kakek yang tiba-tiba muncul ke permukaan danau, lalu perlahan-lahan berenang ke pinggir danau itu.
“Kek, awas dibelakangmu!” teriak Aaron sambil menunjuk ke arah sang kakek yang sedang berenang itu, Aaron hanya bercanda untuk menakut-nakuti si kakek.
“Pemburu itu insting nya kuat, nak, kalau ada sesuatu yang bergerak, jangankan dibelakang ku, di pinggir danau belakang sanapun aku bisa tau” jawab sang kakek yang sudah sampai dipinggir danau, lalu naik ke daratan, lalu berjalan ke arah Aaron dan Haari.
Sesampainya di pohon itu, sang kakek pun lompat lalu mencabut tombak itu dari pohon, lalu meletakkan tombak yang masih menusuk sturgeon itu ke bawah dengan posisi melintang, setelah itu ia mengambil golok ditasnya.
“Ini golok serbaguna, bisa untuk memburu bisa untuk ini” kata sang kakek sambil memotong kulit bagian badan sturgeon itu.
Haaripun mengeluarkan sebuah pisau yang ukurannya 2 kali lipat dari pisau dapur biasa, lalu membnntu si  kakek memotong kulit sturgeon yang panjangnya hampir 3 meter itu, sedangkan Aaron hanya duduk melihat mereka berdua.
“Aaron, kau cari kayu disana” kata sang kakek yang menunjuk beberapa meter di sebelah kanan nya, yang memang banyak pohon-pohon yang batangnya tidak terlalu tebal.
Aaron pun mematuhi perintah sang kakek lalu berdiri dari tempatnya, sambil memegang senapan ia pun berjalan ke arah yang ditunjuk kakek tadi, sementara Haari diam-diam melihat Aaron yang sedang berjalan menjauhi mereka itu, seperti tetap berjaga jika tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi dengan anak muda itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar