sumber : http://ichef.bbci.co.uk/naturelibrary/images/ic/640x360/e/en/entelodont/entelodont_1.jpg |
Perjalanan
mereka kali ini menempuh jarak kurang lebih 3km dari danau yang mereka singgahi
tadi, sudah hampir 20 menit mereka berjalan, sesekali mereka mengambil botol
air yang berada di sebelah kanan
pinggang mereka yang memang sengaja di taruh disana dan meminumnya sambil tetap
berjalan, sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan yang terjadi, dari
kejauhan sudah terlihat puncak gunung Edon yang merupakan pertanda bahwa mereka
hampir sampai, terdengar suara seperti orang dewasa mendengkur dari kejauhan,
namun mereka tidak menghiraukannya sambil tetap berjalan, perlahan-lahan suara
tersebut semakin kuat, dan tampaklah sekawanan babi liar yang sangat besar dan
jumlahnya ada 5 ekor sedang makan seekor rusa betina dan anaknya yang sudah
terkapar meregang nyawa, jarak mereka ada kurang lebih 7 meter di depan, babi
liar ini tampaknya adalah hewan pemakan daging, mereka tetap berjalan sehingga
jarak mereka dengan babi-babi itu semakin dekat, kawanan babi yang sedang makan
itu tiba-tiba menoleh ke arah mereka,spontan mereka bertiga pun berhenti namun
belum memasang posisi membidik, mungkin karena mendengar sesuatu yang mengusik,
mengingat suasana di kaki gunung itu cukup tenang dan sunyi.
“Entelodon”
kata Harii dengan suara yang pelan.
Sang
Kakek mendekatkan kepalanya ke Aaron lalu membisikkan “mundur nak, mundur
dengan perlahan, tetap bersiap dengan senapanmu”.
Aaronpun
mengambil langkah mundur perlahan-lahan sambil memperkuat pegangannya dengan
senapan yang sedang ia tenteng itu, kawanan Entelodon itu masih tetap melihat
ke arah mereka, semuanya menghentikan aktifitas makannya, Haari dan sang kakek
pun sudah bersiap dengan senapannya masing-masing, namun mereka masih belum
dalam posisi membidik, tiba-tiba salah satu dari entelodon itu berteriak dan
akhirnya kelima-lima nya berlari ke arah Haari dan sang kakek, kecepatan dari
lari mereka ini kurang lebih sama dengan kuda, suara kaki mereka terdengar kuat
dan menggetar di atas rumput, Haari melakukan tembakan pertama ke entelodon
yang berada paling depan, yang berteriak tadi, tembakan itu mengenai tepat di
kepala entelodon itu, namun babi itu hanya menggerakkan kepalanya ke kanan lalu
kembali ke depan, tembakan kedua dilepaskan oleh sang kakek yang berada
disamping Haari, mengenai kepala entelodon yang berada didepan itu sekali lagi,
babi itu berhenti sebentar, begitu juga keempat entelodon yang lain, lalu
menggeleng-gelengkan kepalanya, Haari tidak peduli akan hal itu dan melepaskan
tembakan 5 kali ke arah kepalanya, entelodon itupun berteriak lalu tumbang di
tengah-tengah kawanannya sambil tetap bergerak-gerak sekarat di tengah
kawanannya, kawanannya tampak marah, lalu keempat babi itu berteriak bersamaan
sambil berlari ke arah Haari dan sang kakek, pertempuran jarak dekat pun tidak
terelakkan, meskipun telah melepaskan tembakan berkali-kali, namun karena
jumlahnya ada empat, mereka tidak bisa konsentrasi dan akhirnya babi itu pun
menyeruduk-nyeruduk dengan kepalanya sambil membuka-buka mulutnya seolah ingin
mengunyah tangan mereka dengan gigi mereka yang besar itu, sang kakek
menghindar sambil tangan yang satunya mengambil golok di ransel yang ia sandang,
sedangkan Haari terus menghindar ke samping sambil menusuk-nusuk entelodon itu
dengan senapannya yang bermata pisau, satu entelodon menyerang Haari sedangkan
yang tiga lagi menyerang si kakek, “Clashh!” darahpun berhamburan di langit
gunung Edon disusul suara teriakan salah satu entelodon, satu ekor lagi entelodon
yang terkapar meregang nyawa tepat ketika sang kakek baru saja mengeluarkan
goloknya lalu langsung menebas ke samping kirinya, ia melihat satu entelodon
lagi yang berada di depannya, terlepas dari kesadaran Haari dan sang kakek,
satu entelodon bergerak lari ke arah Aaron yang jaraknya ada 15 meter dari
mereka, sementara sang kakek tidak menyadarinya dan sibuk bertempur dengan satu
entelodon dengan goloknya, Haari baru menyadari bahwa seekor entelodon berlari
ke arah Aaron.
“Aaron!!!”
Teriaknya sambil melihat ke arah Aaaron sementara ia bergerak-gerak menghindari
serudukan entelodon yang sedang dihadapinya
Teriakan Haari sontak membuat
sang kakek yang masih sibuk dengan pertempurannya melihat ke arah Aaron dan mengalihkan
konsentrasinya sehingga tak sadar iapun terseruduk oleh entelodon sampai
terjatuh , tidak beda halnya dengan Haari yang walaupun masih tampak fokus
dengan pertempurannya, ia sering menoleh-noleh ke arah Aaron sehingga sampai
pada satu serudukan yang dilakukan oleh entelodon yang sedang dihadapinya
mengenai tangannya, senapan Haaripun terlepas jatuh ke tanah walau badannya
tetap berdiri kokoh, kini mereka berdua tidak bisa melakukan apa-apa kepada Aaron,
karena keadaan mereka berduapun kini menjadi semakin sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar